Perbedaan Exercise dan Pemeliharaan terhadap Waktu Tempuh dan Kecepatan Lari Sapi Karapan

Differences of Exercise and Maintenance of Racing Cattle on Mileage and Running Speed

A. K. Rahman, M. Mudawamah* dan S. Susilowati

Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang, Jl. MT Haryono 193 Malang

* Corresponding e-mail : mudawamah@unisma.ac.id

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine mileage and running speed of racing cattle with the differences in exercise and maintenance in Bulangan Branta Village, Pegantenan District, Pamekasan Regency. The method used a case study and purposive sampling with criteria of racing type, Madura cattle, bulls aged 2-3 years. The research consisted of two treatment groups, namely group one (K1) with exercise (frequency) and maintenance (bathing, drying, massage and giving herbs) which were different from group two (K2), with a total of 20 cows. The variables observed were mileage and running speed which were calculated based on the same distance traveled, 222 m. The data analysis used was the independent t-test using Ms. Excel. The results indicated that the average mileage for K1 cattle was 18.4 seconds and that for K2 was 20.8 seconds. Meanwhile, the average running speed of the K1 was 12.03 m / sec and the K2 races were 10.69 m / sec. The conclusion is that the mileage and running speed of racing bull was higher significantly different in K1 (exercise) than K2 (maintanance).

Key words: exercise, maintenance, Madura cattle

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan terhadap waktu tempuh serta kecepatan lari dengan perbedaan exercise dan pemeliharaan pada sapi karapan di desa Bulangan Branta Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus dengan pengambilan sampel purposive sampling dengan kriteria sapi Madura jantan tipe karapan dengan umur 2-3 tahun. Materi penelitian terdiri dari dua kelompok perlakuan yaitu kelompok satu (K1) dengan exercise (frekuensi) dan pemeliharaan (memandikan, penjemuran, pemijatan dan pemberian jamu) yang berbeda dengan kelompok dua (K2), dengan total sapi 20 ekor. Variabel yang diamati adalah waktu tempuh dan kecepatan lari yang dihitung berdarkan jarak tempuh yang sama yaitu 222 m. Analisis data yang digunakan ialah independent t test menggunakan Ms. Excel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rataan waktu tempuh sapi karapan K1 adalah 18,4 detik dan sapi karapan K2 adalah 20,8 detik. Rataan nilai kecepatan lari sapi karapan K1 ialah 12,03 m/detik dan sapi karapan K2 ialah 10,69 m/detik. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa rataan nilai waktu tempuh dan kecepatan lari sapi sangat berbeda nyata antara sapi karapan K1 (exercise) terhadap sapi karapan K2 (maintanance).

Kata kunci: exercise, pemeliharaan, sapi Madura

The Prolific Variation, Body Morphometrics, and Breeding Value of Indonesian Local Etawah Goat Based in East Java

Mudawamah 1, Gatot Ciptadi 2 and Irawati Dinasari Retnaningtyas 1
1. Faculty of Animal Husbandry, University of Islam Malang, Jl. MT Haryono 193 Malang
2. Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University of Malang, Jl. Veteran Malang
*Corresponding email: mudawamah@unisma.ac.id

Abstract. A crucial trait of a high economic value of goats is calving to more than one kid (prolificacy potency). The high prolificacy potency (> 1 kid) has a higher income compared to single kids. This study described the potential of Indonesian Local Etawah Goat (ILEG) for prolific trait and the morphometric of body and breeding values in various environments as a basis for selection. It involved smallholder farmers who breed ILEG does from 14 villages in East Java. The research was conducted on a field survey to obtain primary data about the phenotypic superior ILEG goats based on the status of the prolific trait. The study used 520 does with 1347 prolific records obtained. The results showed that the prolificacy values ranged from 2.12-1.42 heads/calving (medium to high category). The variation of prolificacy was 0.53, and the breeding values of the prolificacy trait were 1.48-1.74. The average of body morphometrics was varied with the following details. Chest circumference was 81.06 + 4.63 cm, body length was 76.64 + 4.33 cm, shoulder height was 75.34 + 5.83 cm and ear length were 27.44 + 3.02 cm. This study concluded that the prolific rate was medium to high category. The prolific variation was higher than body morphometry variation, and the prolificacy EBVs of breeding villages divided into four unique pattern boxplots. The prolific trait could be the basis for new considerations in the ILEG breeding program, either through selection or mating.
Keywords: doe, village breeding center, productivity

Abstrak. Salah satu sifat yang krusial dan bernilai ekonomi tinggi pada kambing adalah kemampuan melahirkan lebih dari satu anak (potensi prolifik). Potensi prolifik yang tinggi (> 1 anak) memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak tunggal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kambing Peranakan Etawah (PE) pada sifat prolifik dan morfometri tubuh serta nilai pemuliaan (EBV) di
berbagai lingkungan sebagai dasar seleksi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka penelitian ini melibatkan peternak rakyat yang membudidayakan PE yang berasal dari 14 wilayah pembibitan kambing di peternakan rakyat di Jawa Timur. Penelitian dilakukan dengan survei lapangan untuk mendapatkan data primer tentang fenotipe kambing PE unggul berdasarkan status sifat prolifiknya. Penelitian ini menggunakan 520 induk dengan 1.347 catatan prolifik. Hasil penelitian menunjukkan nilai prolifik berkisar antara 2,12-1,42 anak/kelahiran (kategori sedang sampai tinggi) dengan rerata variasi prolifik 0,53 dan EBV sebesar 1,48-1,74. Rataan morfometri tubuh adalah bervariasi dengan rincian berikut. Rataan lingkar dada sebesar 81,06 + 4,63 cm,
panjang tubuh adalah 76,64 + 4,33 cm, tinggi pundak adalah 75,34 + 5,83 cm dan panjang telinga adalah 27,44 + 3,02 cm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah rataan prolifik kambing PE termasuk kategori sedang sampai tinggi. Variasi prolifik adalah lebih tinggi dibandingkan dengan morfometri tubuh dengan profil EBV prolifik terbagi empat pola unik boxplot. Sifat prolifik berpotensi menjadi dasar pertimbangan baru dalam program pemuliaan kambing PE baik melalui seleksi maupun perkawinan.
Kata kunci: Induk, village breeding center, productivitas